Skip to content

Analisa BJTM – Inovasi sesuai Janji

BJTM Logo

Summary

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim / BJTM) adalah salah satu BPD terbesar di Indonesia. Pada analisa BJTM ini saya membandingkan dengan BPD yang juga melantai di bursa dan Bank BUKU IV yaitu BCA, BRI dan BNI. Hasilnya BJTM memang tidak kalah dengan kompetitornya, apalagi akhir-akhir ini banyak inovasi yang dilakukan BJTM untuk meningkatkan performanya. Semua pengembangan yang dilakukan sesuai rencana kerja yang diutarakan di Public Expose. Terlebih lagi saat ini harga saham BJTM sedang undervalue dan kemungkinan besar akan naik sampai mendekati pembagian dividen.

Recommendation: BJTM Strong Buy

Disclosure: Paskalis Investment memegang BJTM pada 705. Posisi dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.


BJTM VS BJBR

Q3 2019Q3 2019Q3 2018Q3 2018
BANKBJTMBJBRBJTMBJBR
CAR21.816.6223.3517.53
Gross NPL2.891.754.251.58
Net NPL0.5610.631.05
ROE19.9816.1120.221.51
NIM6.25.696.386.52
BOPO66.5484.164.8680.74
LDR61.6488.0662.5988.25

Pertama-tama kita tentu saja membandingkan Bank Jatim dengan BPD (Bank Pembangunan Daerah) lainnya. BPD lainnya memang banyak, namun yang terdaftar di BEI hanya Bank Jatim (BJTM), Bank Jawa Barat & Banten (BJBR) dan Bank Banten (BEKS); dan saham BEKS sepertinya sudah keok di gocap. Jadi saya bandingkan BJTM dan BJBR saja yang kebetulan sama-sama bank BUKU III yang berarti bank dengan modal inti 5 – 30 T Rupiah.

Seperti yang saya sebutkan di analisa ADMF, hal pertama yang saya lihat dalam industri pinjam-meminjam uang adalah NPL nya, karena itu adalah resiko dan kerugian terbesar bagi perusahaan. Bila melihat kinerja 2018, BJTM memang kalah dengan BJBR, terutama di bagian Gross NPL dimana Gross NPL BJTM hampir 3x lipat. Akan tetapi kinerja 2019 BJTM bisa dibilang jauh lebih baik dibanding BJBR dimana Gross NPL BJTM sudah jauh membaik walaupun masih lebih tinggi. Sedangkan Net NPL BJTM konsisten lebih baik bahkan setara dengan bank-bank BUKU IV (akan saya bahas setelah ini). Artinya, banyak pinjaman di BJTM yang ‘diduga’ akan macet tapi ternyata baik-baik saja. Sedangkan di BJBR tidak banyak yang ‘diduga’ akan macet tapi malah banyak yang macet.

Lanjut ke bagian Return of Equity (ROE) dan Net Interest Margin (NIM) yang adalah bagian paling menarik bagi Investor. Yah bisa dilihat sendiri bahwa kedua rasio milik BJTM lebih tinggi dibanding BJBR. Jadi ya sebagai pihak investor sudah pasti kita pilihnya BJTM.

Tapi pak walaupun ROE dan NIM tinggi, Loan to Deposit (LDR) ratio BJTM rendah banget? Berarti omzetnya kecil dan banyak uang nganggur dong? Well, memang pinjaman yang tersalurkan lebih rendah dari BJBR, bahkan lebih rendah dibanding bank pada umumnya. Namun apakah uang yang tidak tersalurkan itu nganggur saja di BJTM? Belum tentu, bisa saja dipakai oleh bank untuk mengembangkan operasional perusahaan seperti yang akan saya bahas di bawah nanti. Tapi bagi yang tidak puas dengan jawaban saya, bisa dibaca sendiri pernyataan BJTM saat public expose 2019.

Terkait LDR rendah, pada posisi akhir tahun Rasio LDR akan naik disebabkan penyaluran kredit korporasi yang akan berjalan pada akhir tahun 2019. Dan pertumbuhan kredit yang rendah, disebabkan oleh kredit konsumer yang melambat karena demand yang berkurang serta pada akhir bulan terdapat penempatan dana dari pemerintah yang cukup besar tetapi dana tersebut bersifat sementara (pada awal bulan dana tersebut digunakan untuk membayar gaji ASN) sehingga mempengaruhi perhitungan rasio LDR Bank Jatim.

BJTM Public Expose 2019

BJTM VS Bank BUKU IV

Kategori BUKU Bank

Saya pernah membaca analisa analis saham yang menyatakan bahwa kinerja BJTM sebenarnya tidak kalah dengan Bank besar di Indonesia yang berarti bank BUKU IV (modal inti di atas 30 T rupiah). Maka saya coba membandingkan dengan 3 Bank BUKU IV yaitu BCA, BRI dan BNI. Rasio Keuangan Q3 2019 dirangkum pada tabel di bawah:

BANKBJTMBBCABBRIBBNI
CAR21.823.7921.6219.33
Gross NPL2.891.622.941.8
Net NPL0.560.591.130.78
ROE19.9818.0319.1614.73
NIM6.26.237.024.85
BOPO66.5459.8470.571.76
LDR61.6480.5893.8496.57

Dilihat dari rasio NPL nya sepertinya tidak jauh berbeda dengan perbandingan di segmen 1 tadi. Gross NPL BJTM masih tinggi, walaupun BBRI lebih tinggi sedikit, tapi net NPL nya rendah, bahkan paling rendah dibanding 3 bank lainnya. BJTM sebagai Bank Pembangunan Daerah tentu saja banyak membiayai proyek-proyek BUMN atau pemerintahan, dimana biasanya regulasi pemberian pinjaman tidak terlalu ketat. Jadi menurut saya Net NPL BJTM ini bagus banget, karena lebih rendah daripada BBCA yang pemberian pinjamannya pasti lebih ketat dibanding BJTM.

Dari sudut pandang Investor, ROE BJTM adalah yang tertinggi tapi NIM nya kalah jauh dengan BBRI. Apalagi bila dilihat dari segi BOPO dan LDR, BJTM jelas kalah telak dengan 3 bank lainnya, apalagi dengan BBNI yang bisa menyalurkan 96.5% pinjaman dengan Biaya Operasional yang minim.

Jadi BJTM sebagai bank BUKU III mencatatkan kinerja baik dari segi NPL dan ROE. Namun NIM, BOPO dan LDR masih kalah dibanding bank BUKU IV. Jadi apakah kinerja BJTM tidak kalah dengan bank besar di Indonesia? Analoginya BJTM adalah Wuling Almaz dan Bank BUKU IV adalah Toyota Innova. Dimana saat ini memang nama Innova sudah mengakar ke masyarakat, tapi bila tidak hati-hati, bisa-bisa disabet oleh kompetitor baru yang memiliki banyak fasilitas dengan harga murah. Apalagi dengan pengembangan yang dilakukan BJTM seperti di bawah ini.

Inovasi sesuai Janji

Di Public Expose BJTM menyebutkan bahwa telah mengembangkan digital banking agar tidak kalah dengan bank-bank lainnya selain itu BJTM juga membuat e-form kredit agar pengajuan dan pencairan kredit, terutama multiguna, bisa lebih cepat. Melihat dari laporan tahunan BJTM, 69.89% Kinerja Produk Pinjaman dari sektor konsumtif, maka langkah digitalisasi ini adalah tepat sasaran.

Setelah saya telusuri, janji BJTM pengembangan produk digital itu sudah ditepati semua. Saat ini sudah ada aplikasi Bank Jatim Mobile Banking di Android dan iOS dan tersedia fitur QR, pembayaran tagihan, pembelian tiket dan lainnya. E-form juga sudah ada di website BJTM dan memang banyak sekali tipe pinjaman yang ditawarkan BJTM.

Jatim Prioritas

Satu lagi yang saya amati, terutama karena saya orang Surabaya, banyak sekali iklan Jatim Prioritas di jalan utama (Basuki Rahmat, Embong Malang) dan di bandara. Sepertinya BJTM ingin menarik Dana Pihak Ketiga (DPK) lebih banyak, terutama dari nasabah kelas atas. Well, keinginan untuk menaikkan DPK ini juga sudah diutarakan di Public Expose 2018 sih, BJTM ingin tidak terlalu bergantung dari dana pemerintah, melainkan dari dana nasabahnya sendiri. Syarat dan ketentuannya juga termasuk gampang, apalagi bila dibandingkan dengan fasilitas yang didapatkan. Termasuk value investing juga, hehehe.

Murah dan banyak dividen

Terakhir, mari kita lihat rasio-rasio BJTM untuk menentukan apakah cocok beli saham BJTM.

Ratio (Milyar)Q3 2019 (Annualized)20182017201620152014
Harga Saham*685690710570437460
Jumlah Saham151515151515
Market Cap102751035010650855065556900
ROE17.01%14.87%14.83%14.26%14.06%15.54%
Per Share BV596.20564.80521.07480.67419.73402.93
EPS101.4284.0077.2768.5359.0062.60
PER6.758.219.198.327.417.35
PBV1.151.221.361.191.041.14

Per 21 November 2019, harga saham BJTM 685 rupiah membuat rasio PER dan PBV 6.75 dan 1.15. Padahal bila kita setahunkan ROE BJTM 17.01% yang berarti tertinggi selama 5 tahun ke belakang. EPS dan Per Share BV juga tertinggi. Jadi secara historis, saat ini adalah waktu terbaik untuk membeli saham BJTM.

Bila dibandingkan dengan bank lain, valuasi BJTM juga yang termurah. Sebenarnya Bank CIMB Niaga (BNGA) saat ini juga sedang murah-murahnya. Hanya saja BJTM memiliki satu hal lain yang membuatnya lebih menarik dibanding bank lain, yaitu dividen. Bagi investor saham yang sudah senior, mungkin semua sudah tau bahwa BJTM adalah saham dividen yang berarti dividen yield nya sangat tinggi. Rata-rata dividen yield BJTM di atas return kotor deposito bank Indonesia. Lalu pembagian dividen juga biasanya dilakukan di awal tahun, sehingga nilai sahamnya mulai naik di akhir tahun sebelumnya.

Maka saya sendiri sudah membeli saham BJTM sebelum penulisan artikel ini dan walaupun sempat turun, saya tetap akan keep setidaknya sampai mendekati CUM Date Dividen.

Disclaimer: Seluruh rekomendasi dan analisa bersifat subjektif. Seluruh data yang kami tampilkan juga bersifat “as is” tanpa jaminan. Kami merekomendasikan para pembaca untuk menganalisa secara mandiri. Paskalis Investment tidak bertanggungjawab atas keuntungan maupun kerugian dari pihak manapun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *