Pada 03 Mei 2020 Berkshire Hathaway mengadakan annual meeting alias RUPS di Omaha seperti biasa, namun bedanya kali ini Warren Buffett tidak ditemani oleh Charlie Munger, partnernya selama 60 tahun, melainkan oleh Greg Abel yang adalah direktur untuk semua holding Berkshire Hathaway selain asuransi. Selain itu RUPS kali ini tidak dihadiri shareholder BRK.A (Berkshire Hathaway Class A Shares) maupun BRK.B (Berkshire Hathaway Class B Shares) demi menghindari penularan virus COVID-19.
Namun seperti biasanya, Warren Buffett memulai RUPS ini dengan beberapa pandangannya terhadap ekonomi saat ini, lalu review kinerja Berkshire Hathaway dan diakhiri dengan tanya jawab yang cukup panjang. Dari sekitar 6 jam RUPS tersebut, biasanya Warren Buffett selalu memberikan nasihat tentang value investing kepada hadirinnya dan kadang juga peserta RUPS tersebut langsung bertanya tentang teknik-teknik value investing di sesi tanya-jawab. Di RUPS kali ini Warren berbicara cukup singkat mengenai value investing namun gambaran yang diberikannya nempel di kepala saya berhari-hari, makanya saya tulis saja artikelnya.
Sebenarnya saya cukup heran mengapa kok Warren selalu memberikan nasihat value investing yang sebenarnya diulang-ulang tiap tahunnya, bahkan perumpamaannya pun selalu sama “Imagine you bought a farm…”. Padahal menurut saya kalau orang sudah memiliki saham BRK.B yang harganya $176 per lembar, apalagi kalau punya BRK.A yang harganya $264,280, harusnya mereka sudah cukup paham mengenai value investing.
Namun saya pikir lagi pemain basket setiap hari juga harus tetap latihan fundamental seperti dribble, free throw, sprint padahal mereka juga sudah hapal tekniknya. Alasan pelatih basket yang nyuruh mereka latihan selalu “Supaya teknik fundamental kalian tetap bagus”. Maka nasihat yang selalu diulang-ulang oleh Warren Buffett ini sebenarnya sangat berguna bagi semua investor, pemula maupun senior, karena ada suatu saat kita terlalu sibuk menganalisa saham sampai lupa apa yang harusnya dianalisa, apa yang seharusnya diabaikan. Jadi bagi investor senior yang baca artikel ini, anggap saja saya mengingatkan kalian mindset apa yang seharusnya kita terapkan dalam berinvestasi di saham.
“Imagine if you bought a farm… you would look at how good is the soil, how many corns will it produce… and if you really like the farm will you sell it if somebody wants to buy it for less than you bought? No!”
Saham adalah surat tanda kepemilikan perusahaan, sehingga mempunyai suatu saham sama dengan memiliki perusahaan tersebut. Kalimat itu saya ambil dari halaman About Paskalis Investment dan ini juga kalimat yang sering diutarakan Warren Buffett. Saat kita memiliki saham, berarti kita juga memiliki perusahaan itu. Bayangkan bila di dunia nyata kita ditawari untuk membeli sepetak ladang jagung, tentu pertanyaan pertama yang terbersit adalah “Berapa banyak uang yang bisa dihasilkan oleh ladang jagung ini?” dan untuk menjawab pertanyaan itu tentu saja kita harus tahu:
- Dimana lokasi ladang ini?
- Berapa besar ladang yang ditawarkan?
- Jagung apa saja yang bisa tumbuh? Berapa harga jagung tersebut bila dijual? Apakah tanahnya subur?
- Siapa yang bertanggungjawab untuk menanam dan menjual jagung?
- Dalam beberapa tahun terakhir, berapa banyak jagung yang dipanen?
- Apa resiko dari tumbuhan jagung? Apakah bisa gagal panen? Dalam 5 tahun terakhir, berapa kali gagal panen?
Apakah mungkin pertanyaan pertama anda “Kemarin anda tawarkan ladang ini di harga berapa? Besok anda tawarkan di harga berapa?”, saya rasa tidak.
Artinya sebelum anda membeli saham perusahaan, anda juga harus menanyakan hal yang sama ke perusahaan tersebut dan untungnya perusahaan sudah memberikan informasi yang sangat banyak di laporan keuangan dan laporan tahunannya, jadi anda tidak perlu repot menelpon Corporate Secretarynya.
Mindset ini juga berlaku bagi semua aset yang kita beli, apa ada yang pernah beli Iphone terbaru karena harganya selalu naik setiap tahun? Atau adakah yang menjual rumahnya karena takut minggu depan harga rumahnya turun? Charlie Munger selalu mengatakan bahwa ilmu value investing dan semua hal yang dijelaskan di RUPS Berkshire Hathaway hanyalah common sense karena memang tidak ada trik khusus dalam investasi saham, hanya perlu akal sehat.
Maka menjadi pertanyaan mengapa bila kita dihadapkan oleh pembelian dan penjualan aset di dunia nyata, kita memakai common sense, namun bila dihadapkan oleh saham pikiran kita menjadi tidak rasional?
Di artikel selanjutnya, saya akan menceritakan tentang kisah dua pemilik ladang dengan sikap yang berbeda. Cerita ini sering diceritakan oleh Warren Buffett, namun pada RUPS kemarin ceritanya ditambahi sedikit menjadi lebih jelas. Saya akan menceritakannya dengan bahasa saya sendiri, namun intinya tetap sama. Sebenarnya lebih enak kalau dikomikkan sih, tapi saya gak bisa gambar hehehe…
Saya beruntung sekali di kirimkan tmn saya artikel ini jam 23.30 tadi malam, lsg saya baca lanjut baca sampai pagi ini ( 16 Mei 2020),Luar biasa sangat bagus dan memberikan insight yg oke, karena memang saya senang sekali dengan strategi value investing ini, dan saya rasa sangat sedikit sekali org yg bisa menerapkan strategi ini.