MAPI omzetnya besar tapi aneh labanya kecil, lebih aneh lawannya MAPI omzetnya kecil labanya besar (2x). Hatiii-hatii dengan p’rusahaan besar, hatiii-hatii makanya baca LK-nya… kalimat ini dinyanyikan pake melodi dari lagu “Kingkong Badannya Besar”, bagi yang gak tahu, bisa nonton di sini. Yah kurang lebih inti dari artikel ini bisa dirangkum di 2 kalimat itu. MAPI adalah grup retailer terbesar di Indonesia, rasanya tidak mungkin kalau tidak pernah melihat salah satu toko dari grup MAPI. Kalau saya list brand yang dipegang MAPI rasanya anda bakal capek scroll terus, nih contohnya beberapa brand terbesar Mitra Adiperkasa: Starbucks, Sogo, Planet Sports, Kidz Station, Samsonite, Adidas, Burger King, Domino’s Pizza, dll. Mayoritas brand tersebut adalah brand luar negeri yang sudah sangat terkenal, lalu MAPI memegang license nya untuk jadi distributor di Indonesia.
Bagi para pembaca bukunya Peter Lynch, saran beliau yang selalu diutarakan adalah orang awam dapat memilih saham yang lebih baik dibanding para analis Wall Street. Kita hanya perlu memperhatikan lingkungan sekitar kita dan mengamati perusahaan mana yang produknya bagus dan kita sukai. Analis Wall Street yang setiap hari terkurung di kantornya sambil melihati layar komputer pasti tidak ada waktu untuk mengamati perusahaan di lapangan.
Dari situ saya juga mulai berpikir “perusahaan apa yang produknya bagus, mendominasi dan akhir-akhir ini naik daun?” lalu teringatlah saya tentang voucher MAP. Sekitar 1-2 tahun kebelakang ini, setiap ada promosi dari bank atau perusahaan besar, mayoritas hadiahnya berbentuk voucher MAP. Kadang dikasih voucher Sodexo juga sih, tapi mayoritas lebih memilih MAP. Tentu saja alasannya karena voucher MAP bisa dipake di lebih banyak retailer dibandingkan Sodexo. Bahkan kalau lihat di marketplace online banyak yang jual voucher MAP dengan diskon 5-10%. Nah voucher tersebut dibeli oleh Jastip (Jasa Titip) untuk beli barang dengan diskon. Saya sendiripun sering pakai voucher tersebut untuk beli barang di gerai-gerai Mitra Adiperkasa. Jadi Voucher MAP ini semacam mata uang sendiri yang hanya bisa digunakan di ‘negara’ Mitra Adiperkasa. Maka dengan brand yang sangat kuat, aksesibilitas yang sangat gampang juga (MAP punya sekitar 2500 gerai di Indonesia) dan loyalty tool (voucher MAP) yang sangat berhasil, saham MAPI sangat menarik untuk dimiliki. Nah, sekarang kita hanya perlu membaca Laporan Keuangannya saja.
Analisa Keuangan Mitra Adiperkasa (MAPI)
Seperti yang saya singgung di awal tadi, omzet MAPI memang terus bertumbuh dan jumlahnya cukup besar, namun sayangnya pertumbuhan omzet tersebut tidak diimbangi oleh Net Margin yang cukup besar. Bahkan pada 2008 MAPI mengalami kerugian -2.02%. Pada 2014 dan 2015 Net Marginnya juga turun drastis hingga dibawah 1%. Pada 3 tahun tersebut, MAPI menyalahkan melemahnya Rupiah terhadap USD yang menyebabkan beban pembeliannya meningkat, tetapi pada tahun-tahun yang baik pun Net Margin MAPI hanya sekitar 5%. Sebagai catatan, Gross Margin MAPI sekitar 50%.
Bila MAPI hanya mempunyai brand supermarketnya saja, maka saya cukup puas dengan net margin 5% karena supermarket terbaik pun net marginnya hanya ~3%, namun brand mayoritas MAPI adalah fashion retailer yang seharusnya memiliki net marginnya lebih tinggi. Saya ambil contoh saja Matahari Department Store (LPPF) dan Ramayana Lestari Sentosa (RALS) sesuai dengan laporan keuangan tahun 2018 mereka. Oh ya, saya pakai LK 2018 karena LK 2019 mereka belum ada yang keluar dan juga pendapatan retailer tiap kuartal biasanya naik turun tergantung musim liburan, jadi omzet Q3 2019 tidak bisa di-annualized dengan dikali 4/3 seperti emiten lainnya.
Nama | MAPI | LPPF | RALS |
Omzet | 18,921 | 10,245 | 5,740 |
Laba Bersih | 736 | 1,097 | 587 |
Net Margin | 3.89% | 10,71% | 10,23% |
Nah dari sini baru terlihat bahwa laba dari MAPI itu kecil sekali bila dibandingkan fashion retailer sejenis. Matahari department store yang omzetnya hanya sekitar setengah dari MAPI memiliki laba yang lebih besar, bahkan Ramayana yang omzetnya hanya sepertiga dari omzet MAPI, labanya hanya beda 20%. Setenar-tenarnya perusahaan, kalau perusahaan tidak bisa menghasilkan laba yang cukup, tentu tidak cocok untuk dimiliki. Saya lebih memilih LPPF ataupun RALS karena keduanya bisa mencetak lebih banyak uang dengan modal yang lebih sedikit.
Analisa Anak Perusahaan MAPI
Nama | MAPA | MAPB |
Omzet | 6,246 | 2,517 |
Laba Bersih | 353 | 121 |
Net Margin | 5.65% | 4.81% |
MAPI sebagai perusahaan induk dari group Mitra Adiperkasa mempunyai 67 anak perusahaan dan lucky for us 2 diantara sudah listing di BEI. MAP Aktif Adiperkasa (MAPA) adalah anak usaha yang membawahi merk-merk fashion olahraga dan leisure seperti Planet Sports, Kidz Station, Golf House, Sports Station dan juga merk produk seperti Adidas, Nike, Birkenstock, Bandai, dll. Sedangkan MAP Boga Adiperkasa (MAPB) memegang brand F&B seperti Starbucks, Godiva, Genki Sushi, Pizza Marzano, dll. Dari kedua anak usaha MAPI, net margin mereka pun sebenarnya tidak terlalu tinggi juga padahal merk yang dipegang adalah merk kelas menengah-atas yang profit marginnya besar.
Cara melihat laporan keuangan perusahaan induk adalah sebagai berikut. Bagi perusahaan induk, laporan keuangannya adalah laporan keuangan konsolidasi-an dari semua entitas anaknya. Bagi entitas anak yang dimiliki 100%, pendapatan entitas anak akan dimasukkan ke LK induknya lalu dikurangi beban operasional entitas anak tersebut dan dikurangi beban MAPI sendiri. Bila entitas anak tersebut dimiliki tidak 100%, bagian yang tidak dimiliki oleh perusahaan induk, labanya akan masuk di bagian “Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non pengendali.
Mari kita berhitung. MAPI memiliki 83.5% MAPA dan 79.1% MAPB, maka pendapatan dan laba yang dimasukkan ke LK MAPI adalah sesuai dengan persentase tersebut. Perhitungannya seperti ini:
MAPA | MAPB | Total | |
Kepemilikan MAPI | 83.5% | 79.1% | |
Omzet milik MAPI | 5,215 | 1,991 | 7,206 |
Laba milik MAPI | 295 | 96 | 391 |
Bila kita kurangkan omzet dan laba MAPI dengan omzet dan laba MAPA & MAPB, maka omzet dari entitas anak MAPI selain MAPA dan MAPB adalah 18,921 – 7,206 = 11,715 Milyar dan laba bersihnya 345 Milyar. Jadi net margin dari total entitas anak lainnya adalah (345/11,715) 2.94%.
Persentase net margin itu lebih kecil dibandingkan persentase net margin MAPI, MAPA maupun MAPB. Berarti profit margin entitas anak MAPI lainnya malah lebih jelek lagi. Ada kemungkinan beberapa entitas anak mengalami kerugian, sayangnya Mitra Adiperkasa tidak menyebutkan secara rinci performa keuangan anak usahanya.
Kesimpulan
Jelas bahwa MAPI dan entitas anaknya tidak dapat menghasilkan laba yang cukup besar. Gross Margin perusahaan di sekitar 50% namun Net Margin hanya sekitar 5%, berarti ada 45% omzet yang menghilang. Setelah saya baca lagi, ternyata pengeluaran yang menggerogoti marginnya adalah biaya sewa dan gaji karyawan. Unfortunately, biaya tersebut tidak bisa dihilangkan karena sangat berkaitan dengan operasional perusahaan. Kalau sewa tempat dikurangi, mau jualan dimana dong?
Saya tidak melakukan analisa valuasi terhadap MAPI karena kinerja perusahaannya terlihat tidak memuaskan apalagi saat ini PER MAPI di atas 15x. Seperti yang saya tulis di atas, perusahaan sebaik apapun kalau tidak bisa menghasilkan uang ya percuma juga. Saya pribadi sangat suka dengan MAPI, karena brand yang dipilih sudah benar dan perkembangan gerainya juga sangat pesat. Namun, kalau disuruh pilih tentu saja LPPF ataupun RALS jauh lebih menarik secara performa perusahaan maupun secara valuasi. Analisa MAPI ini juga menjadi pengingat bahwa perusahaan terkenal dan besar belum tentu cocok untuk dibeli sahamnya. Kita harus memperhatikan kinerja keuangannya dan juga valuasinya.
Rekomendasi: MAPI Strong Sell
Disclosure: Paskalis Investment tidak memegang saham MAPI, MAPA, MAPB. Posisi dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Disclaimer: Seluruh rekomendasi dan analisa bersifat subjektif. Seluruh data yang kami tampilkan juga bersifat “as is” tanpa jaminan. Kami merekomendasikan para pembaca untuk menganalisa secara mandiri. Paskalis Investment tidak bertanggungjawab atas keuntungan maupun kerugian dari pihak manapun.