Date | PI (%) | IHSG (%) | NAV |
YTD 2019 | 3.25 | -0.57 | Rp1,033 |
January 2020 | -1.94 | -5.71 | Rp1,012 |
February 2020 | -4.33 | -8.2 | Rp969 |
March 2020 | -20.87 | -27.95 | Rp766 |
Bulan yang sangat menyenangkan bagi para value investor yang sudah memegang cash, karena banyak sekali perusahaan bagus yang bisa dimiliki dengan harga yang lebih murah daripada harga wajarnya. Bulan ini saya juga hanya menulis 1 artikel saja tentang RALS, bisa dibaca di sini, karena saya sibuk menganalisa banyak sekali perusahaan supaya nanti pada saatnya, saya sudah tau apa saja yang harus dibeli. Jadi ya tenang aja saya gak ikutan depresi seperti grup saham pada umumnya (pada nyadar ga klo grup saham sekarang lebih sepi daripada jalanan Jakarta?), saya cuman sibuk membaca jadi gak ada waktu buat menulis. Anyway, karena artikel ini untuk review performa bulanan Paskalis Investment maka paragraf di bawah berisi tentang instropeksi saya selama bulan ini
Penurunan drastis portfolio Paskalis Investment disebabkan oleh keterlambatan saya dalam pencairan saham menjadi cash. Saya yakin 100% bahwa perusahaan yang dipilih sudah mencerminkan Wonderful Company, namun memang setelah saya review lagi, ada beberapa perusahaan yang saya beli dengan valuasi kemahalan. Mungkin banyak investor besar yang mengatakan bahwa kita tidak pernah tahu pergerakan market saham dalam seminggu atau sebulan ke depan, jadi kita tidak usah mencairkan portfolio saham namun tetap hold saja. Pada stage denial, saya berpikir seperti itu juga, namun semakin menurunnya IHSG juga membuat saya bertanya-tanya lagi. Apakah benar nasihat tersebut? Akhirnya saya berpendapat bahwa perlakuan tersebut tidak berlaku bagi investor dengan nominal “kecil” dimana pencairan saham tidak akan menimbulkan gejolak harga di pasar. Jadi harusnya investor kecil bisa lebih gesit dalam menjual sahamnya sebelum penurunan IHSG terjadi. Tanda-tanda penurunan IHSG pun sebenarnya sudah jelas, bahkan di Review Kinerja Paskalis Investment Februari 2020 saya sudah menulis tentang tanda-tanda itu. Jadi memang harus diakui bahwa saya terlambat memegang cash.
Jadi apakah saat ini Paskalis Investment sudah jual sahamnya? Nope. Saya akhirnya memutuskan untuk tidak menjual saham di portfolio kami karena pada saat IHSG positif, ada beberapa emiten yang naik sangat tinggi, maka terjadi kemungkinan beberapa emiten harga sahamnya tidak lebih murah saat IHSG sudah bottomnya. Ribet ya? rasanya lebih baik saya jelaskan dengan artikel saja, nanti kalau sudah ada artikelnya kalimat ini akan jadi biru.
Satu hal lagi yang saya dapatkan dari instropeksi saya adalah ‘bersyukur’. Bersyukur karena saya bisa mengalami momen langka yang terjadi hanya 10 tahun sekali, bahkan pandemic besar seperti ini bisa hanya terjadi 100 tahun sekali (Pandemic besar-besaran terakhir adalah Spanish Flu, bisa dibaca di sini. Bersyukur juga bahwa timing yang diberikan cukup pas dengan usia saya, tidak terlalu muda jadi gak ngerti apa-apa dan tidak terlalu tua sehingga sisa waktu untuk compounding sudah tipis. Terakhir saya sangat bersyukur bahwa saya sudah belajar investasi saham secara intens, sehingga saat post-pandemic saya sudah cukup siap untuk meraih cuan setinggi-tingginya. You can call it luck, you can call it blessing, whatever it is I should be grateful.