Date | PI (%) | IHSG (%) | NAV |
20 June 2019 | 0 | 0 | Rp1,000 |
June 2019 | -0.36 | 0.36 | Rp996 |
July 2019 | -0.73 | 0.5 | Rp989 |
August 2019 | 5.56 | -0.97 | Rp1,044 |
September 2019 | -1.55 | -2.52 | Rp1,028 |
October 2019 | 0.75 | 0.96 | Rp1,036 |
Walaupun kinerja Paskalis Investment naik, tapi tetap masih kalah dengan IHSG. Saya hanya melakukan 2 transaksi pada bulan Oktober. Hampir mirip dengan bulan September dimana saya hanya beli GGRM dan HMSP tapi ada iseng ikut 1 IPO milik OPMS (cuan 200% tapi cuman kebagian 2 lot hahahaha). Yang membedakan adalah pembelian dua emiten rokok itu tidak berdasarkan analisa panjang dulu tapi panic buying karena berita kenaikan cukai rokok. Nah dua emiten yang saya beli bulan ini perlu analisa yang cukup panjang, sekitar seminggu lebih per emiten. Juga karena saya juga nunggu LK Q3 yang gak keluar-keluar. Salah satunya ADMF.
Banyak analisa lain yang menyebut ADMF ini saham dividen, yang berarti dividen yieldnya itu tinggi banget, bisa melebihi gross return deposito. Sebenarnya alasan utama saya beli ADMF bukan gara-gara dividennya, seperti bisa anda lihat di analisa saya. Tapi saya munafik kalau bilang tidak tergiur dengan dividennya. Gampangannya kalau saya ke barber ya hanya cari jasa potong rambutnya saja, tapi kalau setelah potong rambut, kepalanya dikasih hair tonic dan dipijat tanpa biaya tambahan, yaa saya makin senang. Soalnya barber 50 ribuan jaman sekarang rata-rata seperti itu ya.
Untuk emiten selanjutnya yang saya tertarik untuk analisa adalah Bank Jatim (BJTM). Yaa lagi-lagi saham yang terkenal dividennya, tapi banyak yang bilang kalau fundamentalnya bagus juga. Mungkin bagi para investor yang memiliki info negatif terhadap BJTM bisa di share ke saya, karena saat ini semua analisis lain hanya menggambarkan sisi positifnya saja. Saya jadi penasaran Dark Side of the Moon nya BJTM.